Tuesday, 8 October 2013

Exi(s)t #2


Dari kiri ke kanan: Kara, Sarita, Nady, Dhanot, Acip, Hendra, Bey, pak FX Harsono (mentor program ini), Saras. Diambil di Dia.lo.gue Artspace, 15 September 2013.


Tahun lalu, saya mulai bekerja sama dengan Dia.lo.gue Artspace untuk sebuah program pameran bernama "Exi(s)t", yang akan diadakan tiap tahun. "Exi(s)t" tahun ini akan kembali lagi di bulan Desember, dan ada beberapa hal yang berbeda dari tahun sebelumnya. 

Kali ini kami menggelar sistem  open-call submission, dimana yang berminat dapat mengumpulkan portfolio dan dokumen pendukung lainnya. Ada 70 lebih pendaftar, dan yang lolos seleksi adalah: Nady Azhry, Dhanny Sanjaya, Hendra Permana, Angga Cipta, Sarita Ibnoe, Bey Shouqi, Ratu Saraswati, dan Kara Andarani. 

Hal lain yang baru dari program tahun ini adalah adanya rangkaian workshop yang berhubungan dengan tema pameran. Kami mengundang beberapa pembicara, yaitu Yuka Narendra, Ardi Yunanto, Ardi Gunawan, Irwan Ahmett, dan FX Harsono. Dalam waktu 4 hari, kami mendapat perspektif yang berbeda-beda tentang tema pameran, sesuai dengan latar belakang tiap pembicara. Dibawah ini adalah cuplikan dari curatorial brief yang saya berikan:

Curatorial Brief untuk program “Exi(s)t #2”, 2013, Dia.lo.gue Artspace.
Sebuah Pameran mengenai Instruksi (Judul akan ditentukan).

Instruksi: aba-aba n arahan, instruksi, isyarat, kode, komando, perintah, petunjuk, seruan, suruhan, tanda, titah, arahan, nasihat, instruksi, mandat, pesan, suruhan, titah, titipan, wasiat, pemberitahuan, petuah; hikmah, makna, moral, pelajaran; mendiktekan, pedoman.

Hidup kita dipenuhi dengan berbagai instruksi, yang berfungsi untuk memberi arahan, perintah, atau mengisyaratkan bagaimana kita harus berlaku. Pada sendirinya sebuah instruksi tidak memiliki arti atau fungsi apa-apa, tapi ketika bersinggungan dengan seseorang dalam sebuah masyarakat, sebuah instruksi menuntut aksi dan interaksi: warna merah pada lampu lalu lintas memerintahkan kendaraan untuk berhenti, simbol “X“mengisyaratkan bahwa kita dilarang masuk, dan sebagainya.

Meski hidup kita sarat akan rangkaian instruksi yang seakan tak pernah habis, kita jarang mempertanyakan apa yang dimaksud untuk mematuhi, menentang, atau memberi interpretasi baru akan sebuah instruksi.

Dalam dunia seni, terutama seni performans, pada umumnya instruksi tidak dianggap sepenting pementasan yang dilakukan. Meski perannya penting, instruksi kerap dimarjinalkan: instruksi untuk sebuah komposisi musik, atau koreografi pada teater dan tari sering tidak diperlihatkan pada penonton. Instruksi-instruksi tersebut lebih sering dihafalkan oleh seniman dan musisi, agar dapat memberikan pementasan yang seakan-akan terjadi atau mengalir secara natural.

Beberapa peristiwa dari sejarah seni pernah menunjukkan pentingnya instruksi dalam praktek seni: mulai dari murid-murid komposer John Cage yang menganggap notasi musik mereka sebagai karya seni meski tidak dimainkan, yang akhirnya membentuk aliran Fluxus, hingga contoh yang lebih baru yaitu pameran do-it yang dikuratori oleh Hans Ulrich Obrist. Ini menunjukkan bahwa “instruksi” adalah konsep yang patut dijelajah lebih lanjut.

                                                                          ***

Sekarang, saya dan peserta sedang terlibat dalam proses kuratorial. Seperti setiap project baru, selalu banyak yang bisa saya pelajari disini.