Masih
berhubungan dengan post minggu lalu. Saya sedang memikirkan, bagaimana kita sampai di satu titik
praktek seni dimana objek, keberadaan fisik, atau kebendaan sebuah karya
menjadi tidak sepenting faktor-faktor lain seperti, isi, pesan, dan narasi?
Ada beberapa
hal yang bisa dikatakan melatarbelakangi kecenderungan ini:
Pertama,
penerusan tradisi postmodern yaitu perayaan – atau mungkin kepasrahan – terhadap nilai-nilai permukaan: “tidak ada makna dibalik apa yang kita lihat!” Katanya.
Sinisisme terhadap ‘kedalaman’ dan preferensi terhadap segala yang ringan dan
dangkal memuncak pada peleburan antara industri dan seni, dimana batas antara
karya dan komoditas diruntuhkan. Akhirnya, karya dalam bentuk fisiknya menjadi
sebuah benda – sama seperti benda lainnya – yang mempunyai harga jual-beli.
Kedua, ketika
karya dilihat sebagai ekspresi pribadi si seniman, ada tendensi bahwa karya
tersebut menjadi bersifat sangat anekdotal: “Di karya ini saya bercerita
tentang hal-hal yang saya lihat sehari-hari etc etc.” Sebenarnya sedikit bersikap ego-maniak karena mengasumsikan bahwa si pemirsa peduli akan keseharian si
seniman. Pendekatan keseharian yang memang jujur tapi juga naif, tidak
sadar-diri akan kesejarahan dan perkembangan discourse seni yang begitu luas.
Akibatnya, yang dimaksud ‘hubungan’ antara karya dan pemirsa terbatas pada isi
karya, dan benda karya tersebut hanya menjadi pencitraan dangkal dan bukan
suatu keharusan: karya itu tidak perlu mempunyai garis itu, warna itu, wujud
itu. Banyak embel-embel yang sebenarnya unneccesary,
tidak penting.
Ketiga, Minimal Art tahun ‘60an jelas menunjukkan minat untuk kembali
kepada kebendaan sebuah karya. Bentuk-bentuk disederhanakan karena
bentuk-bentuk yang rumit – yang diasumsikan bersifat simbolik – dianggap
menaruh jarak antara pemirsa dan karya-sebagai-benda (work-as-object). Tapi,
dalam upayanya membentuk pengalaman ruang atau spasial yang khusus tentang
ruang/ tempat/ situs karya itu diletakkan, mereka meredam atau membungkam
konteks (apakah pribadi, sosial, kultural, dst.) Akibatnya, dihasilkan
bentuk-bentuk yang dingin dan steril.
Kesimpulan awal yang bisa diambil: pengertian-pengertian tentang kebendaan
yang ada tidak lagi relevan. Akan saya lanjutkan di beberapa post berikut.
No comments:
Post a Comment